Satreps Dan Riim-Brin Buka Peluang Pendanaan Riset Internasional Dan Nasional
BRIN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengajak peneliti Indonesia untuk menyiapkan proposal guna mengikuti seleksi program SATREPS (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development) 2026. Program ini merupakan kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang yang telah berlangsung sejak 2008. Hal tersebut dipaparkan dalam webinar sosialisasi Call for Proposal Kolaborasi Internasional SATREPS FY 2026, Selasa (5/8).
Dalam webinar ini, Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi, Agus Haryono, mengatakan bahwa Program SATREPS bertujuan untuk memperkuat kapasitas riset negara mitra, termasuk Indonesia. Seluruh pendanaan disediakan oleh Pemerintah Jepang, khususnya untuk proyek yang menargetkan solusi atas isu global seperti perubahan iklim, krisis energi, penyakit menular, dan pengelolaan sumber daya alam. “Pendanaan SATREPS dimaksudkan untuk membangun kolaborasi internasional dan memperkuat institusi riset,” ujarnya.
Program SATREPS merupakan hasil kerja sama antara Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Japan Science and Technology Agency (JST). Cindy Claudia Febiola, dari Direktorat Pendanaan Riset dan Inovasi, mengatakan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk mempromosikan riset bersama di tingkat internasional antara Jepang dan Indonesia, dengan penekanan pada kolaborasi antara institusi riset dari kedua negara yang didasarkan pada kebutuhan riset di Indonesia.
Selain itu, program ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan baru dan memanfaatkan hasil riset demi kepentingan masyarakat, khususnya dalam menjawab tantangan global seperti isu lingkungan dan energi, pengelolaan sumber daya hayati, pencegahan bencana, serta pengendalian penyakit menular. Di samping itu, program ini juga mendorong pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas riset di Indonesia melalui pelaksanaan riset bersama yang berkesinambungan. Untuk mengikuti program ini, peneliti dapat mengirimkan proposal pada laman https://pendanaan-risnov.brin.go.id/ sebelum 12 Agustus 2025.
Cindy menjelaskan, program SATREPS FY2026 menitikberatkan fokus penelitian pada empat bidang strategis yang sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Empat bidang utama yang menjadi prioritas meliputi lingkungan dan energi, sumber daya hayati, pencegahan dan mitigasi bencana, serta pengendalian penyakit menular.
Terkait lingkungan dan energi, penelitian diarahkan untuk mendukung transisi menuju energi bersih dan netral karbon, konservasi ekosistem, serta pengelolaan sumber daya berkelanjutan guna mengatasi dampak perubahan iklim dan pencemaran lingkungan. Sementara itu, terkait sumber daya hayati, penelitian fokus pada produksi dan pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan demi ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, peningkatan gizi, serta penguatan sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. Pada topik pencegahan dan mitigasi bencana, riset didorong untuk merancang strategi pencegahan dan pengurangan risiko bencana. Ini mencakup analisis mekanisme bencana, tanggap darurat, serta pemulihan dan rekonstruksi pascabencana demi mewujudkan infrastruktur tangguh dan masyarakat yang tahan krisis. Terakhir, untuk topik pengendalian penyakit menular, penelitian diarahkan untuk merumuskan strategi efektif dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular, khususnya di negara berkembang, dengan tujuan memperkuat sistem kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Selain SATREPS, BRIN juga mensosialisasikan program pendanaan RIIM (Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju), yang merupakan hasil kolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Fokus utama pendanaan riset ini mencakup pangan, kesehatan, energi; antariksa, hayati, lingkungan; teknologi manufaktur, nanoteknologi, dan kebumian; dan sosial humaniora, arkeologi, ekonomi, hingga tata kelola pemerintahan. (MM)
Sumber Berita Repost : BRIN